Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Ingin Mahir Menganalisis Ragam Bahasa Teks? Cermati Dahulu Ragam Bahasa Indonesia Dengan Baik

Berdasarkan cara penyampaiannya, ragam bahasa dapat dipilah menjadi ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga jenis, yaitu ragam bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa nonformal. Berdasarkan isinya, ragam bahasa dapat dirinci menjadi ragam bahasa ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah. Ragam bahasa formal juga disebut ragam bahasa resmi; sebaliknya ragam bahasa nonformal dikenal juga sebagai ragam bahasa tidak resmi.

Setiap ragam bahasa dapat diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya. Misalnya, ragam bahasa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Begitu juga ragam bahasa tulis dapat diidentifikasikan ke dalam ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal.

Ciri-ciri ragam bahasa formal adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku, dan dimungkinkan adanya perubahan kosa kata dan istilah yang lebih tepat dan benar;
  2. Menggunakan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit;
  3. Menggunakan benturan kata yang lengkap dan tidak disingkat;
  4. Menggunakan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten;
  5. Menggunakan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku pada ragam bahasa lisan.
Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal dapat diamati dari hal berikut:

  1. Pokok masalah yang sedang dibahas,
  2. Hubungan antara pembicara dengan pendengar,
  3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,
  4. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan
  5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.

Dari kelima pembedaan ragam bahasa di atas, perbedaan ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut:

  1. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
  2. Penggunaan imbuhan (afiksasi), yaitu awalan (prefiks), akhiran (sufiks), gabungan (simulfiks) dan imbuhan terpisah (konfiks),
  3. Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong, kok, lho, ya kale, gitu ya.
  4. Penghilangan fungsi kalimat (S-P-O-Pel-K) dalam rangka bahasa nonformal yang mengganggu penyampaian suatu pesan.
Sebagai tambahan pemahaman, berikut ciri  ragam bahasa ilmiah yang sering muncul dalam soal latihan, sebagai berikut:

  1. Menggunakan kata atau istilah nonfiguratif
  2. Menggunakan kalimat-kalimat efektif
  3. Menghindari bentuk persona atau pengakuan dengan tujuan untuk menjaga objektivitas
  4. Mengutamakan keterpaduan dan keruntutan isi.
Berikut contoh kutipan teks yang menggunakan ragam bahasa ilmiah.

Narkoba atau narkotika merupakan obat atau bahan berbahaya. Selain itu, napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, zat adiktif juga tidak kalah berbahayanya. Semua "narkoba" dan "napza", memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, sebenarnya narkoba adalah senyawa-senyawa psikotropika yang dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Baca juga: 5 Unsur Kalimat Dasar yang Harus Dikuasai Agar Mahir Menulis Kalimat dalam Waktu Singkat

Nah demikian, sebelum kalian menganalisis ragam bahasa teks, terlebih dahulu cermati ragam bahasa Indonesia. Terus berlatih agar kemampuan kalian meningkat hingga mahir dalam membedakan ragam bahasa teks yang kalian temui.

Irwan Fyn
Irwan Fyn Seorang Guru dan Blogger Pemula. Terima kasih atas kunjungan Anda, mari ramaikan.

Post a Comment for "Ingin Mahir Menganalisis Ragam Bahasa Teks? Cermati Dahulu Ragam Bahasa Indonesia Dengan Baik"