Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 - Pengelolaan Aset untuk Membangun Ekosistem Sekolah yang Harmonis
Sebagai seorang Calon Guru Penggerak (CGP), peran saya terkait pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya di sekolah sangatlah penting. Dalam modul 3.2, saya berusaha untuk menggali pengetahuan tentang bagaimana pemimpin pembelajaran dapat memanfaatkan sumber daya secara efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan merdeka belajar bagi peserta didik. Ulasan ini sebagai bentuk aksi nyata dalam program pendidikan guru penggerak, sekaligus pemenuhan tugas jurnal refleksi dwi mingguan.
Peristiwa (Fact)
Dalam modul 3.2 yang baru saja saya selesaikan, fokusnya adalah tentang peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah. Dalam diskusi, saya mengeksplorasi berbagai aspek kepemimpinan yang memengaruhi bagaimana sumber daya di sekolah menjadi modal utama untuk dikelola. Saya mengamati bagaimana pemimpin yang efektif dapat memberdayakan staf dan siswa untuk mencapai tujuan bersama, sementara pemimpin yang kurang efektif dapat menghambat kemajuan dan menghasilkan ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya.
Dalam menjalankan peran dan nilai seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran, saya harus memahami ekosistem yang ada di sekolah. Ekosistem ini mencakup faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Seperti sebuah ekosistem alam, sekolah adalah bentuk interaksi antara kedua unsur ini.
Melalui ruang kolaborasi, saya hadir penuh untuk terlibat dalam eksplorasi konsep guna meningkatkan kemampuan untuk memetakan semua aset yang ada pada ekosistem sekolah. Ini bukan hanya tentang mengandalkan aset yang dimiliki, tetapi juga tentang mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki.
Perasaan (Feel)
Menjelajahi peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah telah mengundang campuran perasaan dalam diri saya. Ada rasa semangat dan harapan, karena saya telah berhasil mengidentifikasi potensi untuk memperbaiki proses dan mencapai hasil yang lebih baik melalui kepemimpinan yang lebih baik. Namun, ada juga sedikit kekhawatiran dan ketegangan, karena mengimplementasikan perubahan dalam praktik kepemimpinan bisa menjadi tantangan yang kompleks dan memerlukan dukungan yang kuat dari seluruh komunitas sekolah.
Sebagai pemimpin pembelajaran, saya merasa bersemangat untuk menciptakan lingkungan yang positif di sekolah. Saya berupaya untuk melibatkan semua pihak, seperti guru, staf, murid, dan orang tua dalam pengelolaan sumber daya. Saya merasa terinspirasi untuk berkolaborasi, berinovasi, dan selalu berpikir berbasis aset.
Pembelajaran (Find)
Dari diskusi dan pembelajaran dalam modul ini, saya menemukan bahwa kepemimpinan yang efektif dalam pengelolaan sumber daya di sekolah tidak hanya tentang membuat keputusan yang baik dalam alokasi anggaran atau aset fisik, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana setiap anggota staf dan siswa merasa didukung dan diakui.
Saya menyadari pentingnya komunikasi yang jelas, kolaborasi tim, dan pengembangan keterampilan kepemimpinan yang terus-menerus. Selain itu, saya juga belajar bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang dapat menggabungkan visi strategis jangka panjang dengan tindakan konkret yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari sekolah.
Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) mengajarkan saya untuk fokus pada hal-hal positif dalam kehidupan. Kita harus memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, inspirasi, kekuatan, dan potensi positif. Berpikir berbasis aset akan menghidupkan kreativitas, kolaborasi, dan inovasi.
Pada akhirnya, saya harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada, termasuk komite sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar. Kepala sekolah sebagai manajer harus aktif dan efektif dalam mengelola keberlanjutan sekolah.
Penerapan (Future)
Sebagai pemimpin pembelajaran, saya akan terus berinovasi dan merefleksikan setiap program yang dilaksanakan. saya akan memastikan bahwa pembelajaran berpihak pada murid dan berpusat pada mereka. Dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal, saya akan menciptakan ekosistem sekolah yang harmonis dan mendukung perkembangan peserta didik.
Dengan pemahaman baru ini, saya bertekad untuk menerapkan konsep-konsep yang dipelajari ke dalam praktik sehari-hari di sekolah. Selain itu saya berencana untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara staf dan siswa, memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi setiap individu diakui dan dihargai.
Saya juga berkomitmen untuk terus mengembangkan keterampilan kepemimpinan melalui pelatihan dan pembelajaran berkelanjutan, sehingga dapat menjadi pemimpin yang lebih efektif dalam mengelola sumber daya sekolah dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan bermakna bagi semua anggota komunitas sekolah. Dengan upaya bersama, saya yakin mampu mencapai perubahan positif yang signifikan dalam pengelolaan sumber daya di sekolah.
Post a Comment