Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi Kurikulum Merdeka
Hai, kawan. Salam sehat semuanya. Masih berlanjut dengan urusan yang benar-benar sibuk. Siapa nih yang sama-sama lagi ngurusin penugasan yang jumlahnya segudang dalam program guru penggerak, hee.
Kali ini, saya sajikan contoh jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi kurikulum merdeka. Tugas ini baru saja saya tuntaskan, meski seharusnya sudah selesai hari sebelumnya. Untung saja waktu penyelesaiannya tidak terbatas atau due date. Jujur saja, akhir semester ini, saya lagi disibukkan dengan banyak administrasi di sekolah. Meskipun begitu, saya tetap semangat untuk mempertanggungjawabkan semuanya dengan baik berkaitan penugasan program guru penggerak.
Oke, mari kita bahas, apa saja isi dari jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi kurikulum merdeka ini. Tenang saja, pada bagian akhir, sudah saya siapkan file video maupun PDF yang bisa kalian unduh sebagai bahan referensi.
Kawan tentu tidak asing mendengar pembelajaran berdiferensiasi, pasalnya sejak kurikulum merdeka ini digaungkan, kini pemerintah khususnya yang membidangi pendidikan sedang gencar-gencarnya melakukan sosialisasi serta pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan.
Pertanyaannya, apakah istilah pembelajaran berdiferensiasi ini baru dikenalkan baru-baru ini? Jawabannya, jelas tidak
Jika kita renungi dan pelajari dengan baik, banyak ahli pendidikan yang mengatakan bahwa Indonesia sebelumnya terlalu sibuk mengintip sistem pendidikan barat. Padahal, Finlandia yang terkenal dengan sistem pendidikannya paling mantap, mereka saja mengadopsi sistem pendidikan yang dicetuskan nenek moyang kita. Kenapa bisa begitu?
Oke, Pendidikan Indonesia itu terlahir dari ruhnya bapak kita yakni Ki Hadjar Dewantara, dengan pemikirannya yang super luas. Pendidikan harus berjalan sesuai dengan kodrat alam dan zamannya anak-anak. Artinya, sekolah yang melaksanakan pendidikan melalui tenaga pendidik dan kependidikan itu harus mampu memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid serta siap menerima perubahan. Konsep pendidikan seperti itulah yang kita namakan sekarang ini dengan sebutan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan demikian, melalui kurikulum merdeka ini dan digawangi oleh program guru penggerak, Indonesia berusaha untuk mengembalikan ruh pendidikan kita seperti sebelumnya.
Pada intinya, yang perlu dipahami tentang pembelajaran berdiferensiasi adalah guru perlu mempertimbangkan penyesuaian proses, produk, dan konten pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Selain itu, pembelajaran yang dilaksanakan harus berpusat pada murid, agar mereka mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengekspresikan potensinya.
Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu menggunakan referensi belajar yang variatif, dengan penugasan yang disesuaikan dengan kemampuan murid, serta menghasilkan produk yang menjadi pilihan sebagai bentuk pencapaian kompetensi. Penting bagi guru untuk melakukan penilaian berjenjang untuk mengetahui tingkat keberhasilan murid dalam belajar.
Sebagai penutup, seperti yang saya sampaikan di atas, berikut ini adalah file yang bisa rekan unduh sebagai referensi dalam menuntaskan program guru penggerak.
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi
Atau bisa juga Rekan tonton videonya
Video Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1
Oke, demikian. Semoga bermanfaat dan semangat.
Post a Comment