Teks Argumentasi Adalah: Ciri-ciri, Tujuan, Struktur, Kaidah Kebahasaan dan Contohnya Secara Lengkap
Teks argumentasi adalah teks yang menyampaikan ide atau gagasan dengan memberikan alasan-alasan kuat dan meyakinkan untuk mempengaruhi pembaca. Teks argumentasi harus kritis, logis, dan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Teks argumentasi biasanya digunakan untuk menyikapi isu atau permasalahan yang tengah terjadi dalam masyarakat.
Teks argumentasi adalah berbeda dengan jenis teks lainnya, karena memiliki ciri-ciri dan tujuan yang jelas. Berikut adalah ciri-ciri dan tujuan teks argumentasi:
Teks Argumentasi Adalah: Ciri-ciri, Tujuan, Struktur, Kaidah Kebahasaan dan Contohnya Secara Lengkap. Foto oleh Mikhail Nilov. |
Ciri-ciri Teks Argumentasi:
- Disertai dengan fakta dan data yang relevan, logis, dan kredibel sebagai bukti atau dalil untuk mendukung ide atau gagasan penulis.
- Harus menunjukkan kebenaran dari suatu isu atau permasalahan yang disikapi oleh penulis dengan cara analisis rasional atau berdasarkan fakta.
- Memakai bahasa denotatif atau bahasa yang sebenarnya secara tegas serta tidak bertele-tele. Bahasa denotatif adalah bahasa yang maknanya tidak bergantung pada konteks atau persepsi pembaca, melainkan maknanya sudah baku dan jelas.
- Penulisannya dilakukan secara objektif sehingga dibutuhkan batasan untuk menghindari nilai-nilai emosional. Teks argumentasi tidak boleh terlalu banyak menggunakan gaya penulisan personal atau subjektif, melainkan harus berdasarkan pada argumen-argumen yang kuat dan logis.
- Mampu merumuskan suatu kalimat secara kritis dan logis. Kritis berarti mampu menilai suatu hal dengan cermat, teliti, dan tidak mudah terpengaruh oleh opini orang lain. Logis berarti mampu menyusun suatu alur pikiran yang koheren, konsisten, dan sesuai dengan aturan logika.
Tujuan teks argumentasi
- Mengungkapkan pendirian (pandangan) penulis tentang suatu isu atau permasalahan yang tengah terjadi dalam masyarakat. Pendirian penulis harus didasarkan pada alasan-alasan yang kuat dan meyakinkan.
- Mempengaruhi tingkah laku pembaca agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Tingkah laku pembaca bisa berupa sikap, pendapat, tindakan, atau keputusan yang berkaitan dengan isu atau permasalahan yang dibahas dalam teks argumentasi.
- Menarik perhatian (simpati) pembaca agar mau mendengarkan atau membaca apa yang disampaikan oleh penulis. Perhatian pembaca bisa ditarik dengan cara menggunakan bahasa yang menarik, memberikan fakta-fakta mengejutkan, menyajikan contoh-contoh nyata, atau menggunakan teknik-teknik retorika lainnya.
- Membuktikan kebenaran secara logis dari ide atau gagasan penulis. Kebenaran ini harus didukung oleh bukti-bukti yang valid dan memiliki alasan yang kuat. Kebenaran ini juga harus sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak bertentangan dengan logika.
Struktur teks argumentasi
Teks argumentasi adalah teks yang dibangun dengan tiga bagian utama. Berikut ini struktur teks argumentasi selengkapnya:
Pendahuluan: bagian ini memuat argumen atau pendapat yang akan disampaikan oleh penulis. Bagian ini harus menarik perhatian pembaca dan menunjukkan dasar dari argumentasi yang akan dikembangkan.
Tubuh argumen: bagian ini memuat penjelasan dan alasan-alasan yang mendukung argumen atau pendapat penulis. Bagian ini harus berisi fakta-fakta, data-data, contoh-contoh, analogi, atau hasil penelitian yang relevan, logis, dan kredibel. Bagian ini bisa terdiri dari beberapa paragraf, tergantung pada jumlah alasan yang disampaikan.
Kesimpulan: bagian ini memuat ringkasan dari argumen atau pendapat penulis dan implikasinya bagi pembaca. Bagian ini harus memberikan kesan kuat dan meyakinkan bagi pembaca agar setuju dengan argumen atau pendapat penulis.
Demikian struktur teks argumentasi yang disusun secara sistematis dan berdasarkan analisis yang baik.
Kaidah Kebahasaan Teks Argumentasi
Untuk menyampaikan ide atau gagasan secara efektif, teks argumentasi harus dibangun oleh kaidah kebahasaan yang sistematis dan jelas. Kaidah kebahasaan teks argumentasi adalah aturan-aturan yang mengatur penggunaan bahasa dalam teks argumentasi, baik dari segi tata bahasa, kosa kata, maupun gaya bahasa. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan teks argumentasi yang digunakan:
- Adverbia: adalah kata keterangan yang digunakan untuk menjelaskan jenis kata lainnya, seperti verba dan adjektiva. Adverbia memberikan keterangan tambahan dalam kalimat agar kalimat tersebut lebih jelas dan informatif. Adverbia bisa memberikan keterangan tentang tempat, waktu, alat, syarat, sebab, akibat, cara, tujuan, dan lain-lain. Contoh adverbia dalam teks argumentasi adalah: “Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa.” (adverbia predikatif); “Pemerintah wajib mengalokasikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD untuk pendidikan.” (adverbia modalitas); “Banyak orang tua di daerah pedesaan yang masih beranggapan bahwa pendidikan tidak terlalu penting bagi anak-anak mereka.” (adverbia frekuensi).
- Konjungsi: adalah kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan dua klausa atau lebih dalam satu kalimat atau antara kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi membantu menyusun alur pikiran dan argumen dalam teks argumentasi secara koheren dan kohesif. Konjungsi bisa menghubungkan klausa-klausa yang setara (koordinatif) atau klausa-klausa yang tidak setara (subordinatif). Contoh konjungsi dalam teks argumentasi adalah: “Pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membentuk karakter bangsa.” (konjungsi koordinatif); “Jika anggaran pendidikan tidak mencukupi, maka akan berdampak pada ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan.” (konjungsi subordinatif).
- Verba: adalah kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. Verba memiliki fungsi untuk menjelaskan dan menunjukkan adanya suatu tindakan dari subjek dalam teks argumentasi. Verba bisa berupa verba transitif (memerlukan objek) atau verba intransitif (tidak memerlukan objek). Contoh verba dalam teks argumentasi adalah: “Pemerintah wajib mengalokasikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD untuk pendidikan.” (verba transitif); “Daerah pedesaan masih kekurangan guru.” (verba intransitif).
Selain ketiga kaidah kebahasaan di atas, teks argumentasi juga menggunakan kaidah kebahasaan lainnya seperti nominalisasi, modalitas, kata depan, kata ulang, dan lain-lain. Kaidah kebahasaan ini harus diperhatikan agar teks argumentasi dapat disusun dengan baik dan sesuai dengan tujuannya.
Contoh Ceks Argumentasi
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membentuk karakter bangsa. Namun, di Indonesia masih banyak ditemukan ketimpangan dalam akses dan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Hal tersebut tentu menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi.
Tubuh argumen
Salah satu penyebab ketimpangan pendidikan di Indonesia adalah kurangnya alokasi anggaran untuk sektor pendidikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 alokasi anggaran pendidikan nasional hanya sebesar 20,1 persen dari total anggaran negara. Padahal, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pemerintah wajib mengalokasikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD untuk pendidikan. Jika anggaran pendidikan tidak mencukupi, maka akan berdampak pada ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesejahteraan guru, bantuan biaya sekolah, dan program-program lain yang mendukung peningkatan mutu pendidikan.
Selain itu, ketimpangan pendidikan di Indonesia juga disebabkan oleh kurangnya distribusi guru yang merata antara daerah perkotaan dan pedesaan. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada tahun 2019 terdapat 3.052.570 guru di Indonesia dengan rasio murid per guru sebesar 14:1. Namun, jika dilihat berdasarkan wilayah, terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah guru di daerah perkotaan dan pedesaan. Misalnya, di Provinsi DKI Jakarta rasio murid per guru sebesar 9:1, sedangkan di Provinsi Papua rasio murid per guru sebesar 21:1. Hal ini menunjukkan bahwa daerah pedesaan masih kekurangan guru, terutama untuk mata pelajaran tertentu seperti matematika, IPA, bahasa Inggris, dan lain-lain.
Selanjutnya, ketimpangan pendidikan di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi masyarakat. Banyak keluarga di daerah pedesaan yang masih hidup dalam kemiskinan dan kesulitan ekonomi. Hal ini menyebabkan mereka tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka, terutama di jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, banyak orang tua di daerah pedesaan yang masih beranggapan bahwa pendidikan tidak terlalu penting bagi anak-anak mereka, terutama bagi anak perempuan. Mereka lebih memilih untuk menyekolahkan anak laki-laki atau membiarkan anak-anak mereka bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketimpangan pendidikan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya alokasi anggaran, kurangnya distribusi guru, dan faktor sosial ekonomi masyarakat. Ketimpangan pendidikan ini harus segera diatasi karena dapat menghambat pembangunan bangsa dan merugikan generasi penerus. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bersinergi untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan, mendistribusikan guru secara merata, memberikan bantuan biaya sekolah, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.
Telah dijelaskan, ciri-ciri, tujuan, struktur, kaidah kebahasaan dan contohnya. Teks argumentasi adalah jenis teks yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan ide atau gagasan secara efektif dan tepat sasaran. Semoga bermanfaat.
Post a Comment