Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nasehat Islami Penyejuk Hati Ali Bin Abi Thalib

Beruntung bagi kita umat Islam yang pada masanya dipimpin oleh khalifah terbaik sepeninggal Nabiyullah Muhammad SAW yakni salah satunya adalah Ali Bin Abi Thalib r.a. Sosok yang begitu dicintai oleh Nabi dengan segala keistimewaannya. Darinya, kita dapat memetik nasehat islami penyejuk hati yang jika kita ridha maka akan menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Ali bin Abi Thalib Al-Qurasyi Al-Hasyimi adalah putra dari paman Nabi Muhammad SAW. Ia masuk Islam sejak usia belia. Di masa perjuangan, ia yang menggantikan Nabi untuk tidur di ranjang pada saat berhijrah.

Nasehat Islami Penyejuk Hati Ali Bin Abi Thalib. Foto oleh Thirdman

Ia menjadi khalifah keempat sekaligus menjadi seorang di antara sepuluh orang yang mendapat jaminan masuk surga. Kecintaan Nabi kepada Ali bin Abi Thalib, hingga ia dinikahkan dengan putrinya bernama Fatimah r.a.

Baginda Nabi mengakui kecerdasannya. Banyak ilmu yang ia pelajari sehingga Nabi mengibaratkan jika Nabi adalah pintu ilmu, maka Ali bin Abi Thali adalah kunci ilmu. Berikut beberapa nasehat islami penyejuk hati yang dapat kita petik hikmahnya.

Lentera-lentera petunjuk. 

Ali r.a. pernah mengatakan: 

"Beruntunglah orang yang menyembunyikan ibadahnya. Ia mengenali manusia dan tidak dikenali oleh manusia. Allah mengenalinya dengan keridhaan. Mereka itulah lentera-lentera petunjuk. Allah melindungi mereka dari kegelapan fitnah, dan Allah akan memasukkannya ke dalam rahmat-Nya (jannah). Mereka bukan orang yang banyak mulut dan mengumbar semua hal (baik yang baik maupun yang buruk). Mereka juga bukan orang yang kasar yang suka menganiaya orang lain." (Tahdzib Hilyatul Aulia', 1/83)

Cinta tanpa perbuatan

Ali r.a pernah mengatakan: 

"Jangan sekali-kali kalian menjadi orang yang enggan bersyukur dengan apa yang telah diberikan dan mengharapkan tambahan dari apa yang ada. 

Ia telah dilarang namun tidak mau berhenti. ia menyuruh (orang lain untuk mengerjakan sesuatu) tapi ia sendiri tidak melakukannya.

Ia mencintai orang shalih, tapi tidak mau melakukan amalan orang-orang shalih.

ia membenci orang yang suka berbuat dosa, sedang ia adalah salah satu dari mereka.

ia membenci kematian karena banyaknya dosa yang ia miliki, namun ia tidak mau berhenti (dari berbuat dosa) dalam kehidupan panjangnya." (Al-Bayaan wat Tabyiin, 2/101)

Nasehat Islami Penyejuk Hati Ali Bin Abi Thalib berikutnya, mari kita simak dengan sepenuh jiwa.

Seandainya orang yang telah mati diizinkan bicara

Ali r.a. pernah masuk ke sebuah pemakaman, lalu ia berkata:

"Wahai penghuni kubur, wahai penghuni tempat yang penuh ujian, wahai penghuni tempat yang sunyi, berita apa yang kalian miliki?

Sesungguhnya kabar yang kami punya adalah: tempat-tempat telah dihuni, harta-harta telah dibagi, istri-istri telah dinikahi. Inilah kabar dari kami, lalu apa kabar dari kalian?"

Lalu ia berkata lagi:

"Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Andai mereka diizinkan untuk berbicara, niscaya mereka akan mengatakan bahwa sebaik-baik bekal adalah taqwa." (Al-Bayaan wat Tabyiin, 3/155)

Memanfaatkan waktu

Ali r.a. mengatakan:

"Manfaatkanlah waktu-waktu ini, sesungguhnya ia berlalu sebagaimana awan berlalu. Dan tidak meninggalkan bekas apapun setelah lewat." (Al-Aqdul Farid, 1/53)

Hikmah-hikmah

Ali r.a. pernah mengatakan:

"Barang siapa yang punya kasih sayang, maka ia terhormat. Dan barang siapa yang terhormat, maka ia bermanfaat.

Barang siapa yang malu, maka ia akan terjaga. Dana barang siapa yang takut, maka ia akan celaka.

Barang siapa yang menginginkan kedudukan, maka ia akan bersabar dalam pemerintahan.

Barang siapa yang melihat aib dirinya sendiri, maka ia tidak akan melihat aib orang lain.

Barang siapa yang menghunuskan pedang pembangkangan, maka ia akan terbunuh dengannya. Dan barang siapa yang menggali lubang untuk saudaranya, maka suatu saat ia akan terjerumus di dalamnya.

Barang siapa yang lupa terhadap kesalahannya sendiri, maka akan tampak besar kesalahan orang lain di matanya.

Barang siapa yang menyingkap rahasia orang lain, maka rahasianya pun akan tersingkap. Barang siapa yang sombong dalam setiap urusan, maka ia akan hancur.

Barang siapa yang menerjang badai ombak yang besar, maka ia akan tenggelam.

Barang siapa yang kagum dengan pendapatnya sendiri, maka ia akan sesat. Dan barang siapa yang merasa cukup dengan akalnya, maka ia salah.

Barang siapa yang memaksa orang lain, maka ia hina, Barang siapa yang memperdalam suatu pekerjaan, maka ia akan condong kepadanya.

Barang siapa yang berteman dengan orang bejat, maka ia akan dihina. Dan barang siapa yang bermajelis bersama ulama, maka ia akan dihormati.

Barang siapa yang bagus akhlaknya, maka akan mudah jalannya. Barang siapa yang manis perkataannya, maka apa yang ia senangi ada di hadapannya.

Barang siapa yang takut pada Allah, maka ia telah beruntung. Barang siapa yang mengekor pada kebodohan, maka ia akan meninggalkan jalan kebenaran. Dan barang siapa yang mengetahui ajalnya, maka ia tidak akan banyak berangan-angan.

    Kemudian ia bersyair:

    Tutupilah aib saudaramu

    Rahasiakanlah segala kesalahannya

    Bersabarlah terhadap tipuan sesuatu yang tiada bernilai

    Bersabarlah beberapa waktu atas segala urusannya

    Terimalah jawaban (atas segala permasalahanmu) dengan lapang dada

Dan serahkanlah kezaliman pada Yang akan menghisabnya." (Al-Aqdul Farid, 2/243)

Nasehat Islami Penyejuk Hati Ali Bin Abi Thalib memang sungguh nikmat untuk didalami dan dimaknai dengan sepenuh hati. Begitu bermakna untaian nasehat Islaminya bagi kita orang yang beriman dan mengharap rahmat Illahi Rabbi.

Orang yang berilmu

Ali r.a. pernah mengatakan:

"Pelajarilah ilmu, maka engkau akan dikenal dengannya. Dan amalkanlah, maka engkau akan menjadi pemiliknya. Sesungguhnya akan datang setelah kalian suatu zaman, di mana kebenaran diingkari sembilan dari sepuluh yang ada. Tidak ada yang selamat darinya, kecuali mereka yang tidak dikenal oleh manusia. Mereka adalah para imam hidayah, dan lentera-lentera ilmu." (Az-Zuhdu karya Imam Ahmad, hal.162)

Ilmu dan harta

Ali r.a. mengatakan:

"Ilmu itu lebih baik daripada harta. Karena harta itu engkaulah penjaganya, sedangkan ilmu ialah yang menjagamu.

Harta itu akan berkurang dengan diinfaqkan, sedangkan ilmu akan lebih berkah dengan diinfaqkan.

Ilmu itu pengatur, sedangkan harta adalah yang diatur.

Para penimbun harta telah mati walaupun mereka masih hidup. Sedangkan para ulama tetap dikenang selama waktu masih berputar, fisik mereka tiada, tapi bekasnya masih tersisa dalam hati manusia." (Jami' Bayaanil 'Ilm wa Fadhlihi, 1/68)

Nilai seseorang

Ali r.a. pernah mengatakan:

"Seseorang akan tetap bernilai selama ia berbuat baik."

Ia berkata lagi, "Ketahuilah bahwa manusia yang ada saat ini adalah generasi orang-orang yang baik, dan nilai seseorang itu sesuai dengan kebaikannya. Maka bicarakanlah masalah ilmu di antara kalian, sehingga akan terlihat nilai kalian." (Jami' Bayaanil 'Ilm wa Fadhlihi, 1/119)

Demikianlah nasehat Islami penyejuk hati Ali bin Abi Thalib yang patut kita renungkan sebagai bentuk muhasabah kepada Allah SWT, agar senantiasa mendapat rahmat dan perlindungan-Nya. Nasehat Islami penyejuk hati mudah kita peroleh, hanya saja bagaimana kita memaknainya. Apakah hanya sebatas mengetahui tanpa mengimplementasikan dalam segala tindakan kita sehari-hari.

Irwan Fyn
Irwan Fyn Seorang Guru dan Blogger Pemula. Terima kasih atas kunjungan Anda, mari ramaikan.

Post a Comment for "Nasehat Islami Penyejuk Hati Ali Bin Abi Thalib"