Cara Mengajar yang Menyenangkan dan Tidak Membosankan Bagi Anak Didik
Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum memulai pembelajaran. Kenapa demikian? Karena sebagai guru, kita mengajar anak didik yang heterogen baik dari sisi karakter kepribadian maupun tingkat kecerdasannya, dan kita harus benar-benar menyadari hal itu sepenuhnya. Lantas, bagaimana cara mengajar yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak didik?
Sebelum sampai pada pembahasan topik di atas, kita pelajari dahulu, ada beberapa hal yang menjadi tolok ukur atau pertimbangan untuk menyusun rancangan pembelajaran yang baik. Loh, koq bahas rancangan? Tentu saja, untuk bisa melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan harus diawali dengan menyusun rancangannya terlebih dahulu.
Cara mengajar yang menyenangkan. Foto: Pixabay |
- Lakukan tes diagnostik di awal masa pembelajaran. Salah satu proses yang sering dilewatkan guru adalah tahapan awal ini. Bahkan sering dilupakan begitu saja. Padahal, begitu pentingnya tes diagnostik sebagai dasar penyusunan rancangan pembelajaran untuk selama satu atau dua semester ke depan. Berangkat dari kesadaran kita bahwa kita mengajar anak didik yang heterogen karakter kepribadian dan tingkat kecerdasannya, tes diagnostik ini pula yang akan memetakan seberapa besar peluang kita untuk menyusun rancangan pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, atau setidaknya dengan hasil tes tersebut kita tidak memaksakan anak didik untuk mengikuti pola pembelajaran yang ternyata mereka belum mampu mengimbanginya. Tes ini dapat dilakukan dengan cara mengisi kuesioner atau soal-soal pretest. Pada pelaksanaannya, kita juga bisa bekerja sama atau didampingi oleh guru bimbingan konseling.
- Hal penting selanjutnya adalah kita membutuhkan informasi berupa faktor pendukung yang berhubungan dengan kesiapan belajar anak. Seperti bagaimana keadaan lingkungan keluarga serta masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
- Kemudian lakukan analisis dari segi moralitas anak didik. Tujuannya adalah untuk mengetahui karakteristik kepribadiannya. Dengan demikian, nantinya kita bisa membuat hipotesis seberapa besar antusias dan motivasi belajar anak didik yang kita hadapi.
Guru yang ideal tentunya harus memiliki kompetensi yang baik, memiliki pemahaman materi yang mendalam, dan profesional. Artinya, adanya ketepatan tugas pokok dengan latar belakag pendidikan yang linier, karena ini yang berhubungan dengan profesionalitas. Menjadi seorang guru juga harus tau apa yang diajarkannya atau menguasali ilmu secara profesional. Lebih dari itu, guru harus menguasai bagaimana cara mengajarkannya dengan berbagai model dan metode, serta tahu bagaimana cara mengukurnya atau melakukan penilaian.
Pendidikan itu adalah cermin dari masyarakat yang humanis. Pendidikan berhubungan dengan manusia, psikologi dan sosiologi. Maka dari itu, menjadi guru profesional menjadi keharusan yang dalam proses pembelajarannya dilakukan dengan sepenuh hati. Guru tentu harus memiliki kecerdasan kepribadian dan mahir dengan pekerjaannya.
Sebagai kesimpulan, cara mengajar yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak didik adalah dengan melaksanakan tips berikut ini.
- Lakukan tes diagnostik terlebih dahulu agar kita memiliki dasar pertimbangan yang matang untuk menentukan level kesulitan belajar.
- Lakukan pembelajaran dimulai dengan tahapan low order thinking skill (LOTS) sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran ke tingkat lanjutan.
- Dari tahapan LOTS tersebut, dapat kita pertimbangkan dalam proses pembelajarannya untuk ditingkatkan pada level yang lebih tinggi tingkat berpikirnya atau HOTS.
Post a Comment